Penyuluhan Kesehatan

BAHAYA STUNTING DAN OBESITAS PADA ANAK

Dalam rangka peringatan hari gizi nasional, Rumah Sakit Bhakti Kartini sebagai salah satu layanan kesehatan terkemuka di Kota Bekasi melalui tenaga ahli gizi kami melakukan penyuluhan kesehatan terhadap pengunjung dan pasien rawat jalan dengan besar harapan kami agar masyarakat mengerti dan sadar akan pentingnya bahaya stunting pada anak dan dapat melakukan langkah pencegahan sejak dini melalui penyuluhan kesehatan ini.

Bicara tentang bahaya stunting pada anak, Kita yang hidup di kota-kota besar mungkin merasa ini bukanlah suatu ancaman yang perlu diwaspadai. Namun, jangan salah, lho. Menurut data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada bulan Mei 2019, kasus stunting hingga tahun 2019 masih terjadi di kota besar, termasuk ibukota Indonesia yaitu DKI Jakarta.

Secara keseluruhan, balita dengan kategori sangat pendek di Jakarta jumlahnya 15.657, dan dengan kategori pendek sebanyak 19.122 anak. Jakarta Timur tercatat sebagai kawasan perkotaan dengan jumlah balita stunting tertinggi, dengan kategori sangat pendek 4.857 balita dan pendek sebanyak 5.628 balita.  

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga perawakan balita menjadi kerdil atau sangat pendek. Bagaimana kita tahu seorang anak terkena stunting? Berdasarkan standar WHO, pertumbuhan anak berusia 0-5 tahun dikatakan mengalami stunting bila di bawah -2 standar deviasi grafik pertumbuhan anak dan disebut stunting berat bila di bawah -3.

Penyebab stunting akan selalu dikaitkan dengan kekurangan gizi kronis pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Namun sebenarnya ancaman stunting sudah dimulai ketika seorang remaja putri yang kemudian menjadi ibu mengalami kekurangan gizi lantas menderita anemia berkepanjangan.  Kondisi ini bisa memburuk ketika pola makan anaknya begitu buruk dan ketika sanitasi dan kebersihan tidak memadai. 

Bahaya Stunting pada Anak

Menurut WHO, dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek, misalnya, anak menjadi sering sakit karena daya tahan tubuhnya yang lemah dan perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak tidak optimal.       

Sementara dampak stunting dalam jangka panjang meliputi: postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya), meningkatnya risiko obesitas dan penyakit  lainnya, dan menurunnya kesehatan reproduksi. Karena pertumbuhan otak yang terganggu,  prestasi belajar anak stunting pada masa sekolah juga tidak optimal, begitu juga produktivitas kerjanya kelak. 

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

RS BHAKTI KARTINI

Kantor

Jl. RA Kartini, RT.004/RW.003, Kel. Margahayu, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat 17113, Indonesia

Kontak

Sosial Media

© 2020, RS Bhakti Kartini. All rights reserved

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x